Contoh Proposal Evaluasi Pembelajaran
EVALUASI PROSES PENAMBAHAN JAM PELAJARAN
DI SMP
Disusun guna melengkapi di antara tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Dosen pengampu:
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata beda yang patut guna kami ungkapkan selain perkataan syukur untuk Allah SWT yang telah menyerahkan kekuatan, kesehatan dan keterampilan kepada kami sampai-sampai tugas proposal ini dapat berlalu dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dicurahkan kepada baginda Muhammad SAW, semua sahabat dan semua keluarga beliau sertra semua pengikut beliau sampai akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, pengarang telah mendapat pertolongan dari sekian banyak pihak, khususnya dari . selaku dosen pengasuh mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Serta perkataan terima kasih pun penulis persembahkan untuk semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut tercebur dalam solusi proposalini.
Akhirnya, minta maaf bilamana terdapat kekeliruan dan kekhilafan.kami minta saran dan kritik yang sifatnya membina guna lebih menyempurnakan proposal kami selanjutnya.
Yogyakarta, 04 November 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Tujuan Evaluasi.................................................................................1
C. Sasaran Evaluasi................................................................................2
D. Rumusan Masalah..............................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Landasan Teori...................................................................................3
1. Program Penambahan Jam Pelajaran............................................3
2. Model CIPP..................................................................................4
B. Desain Evaluasi Proses Pembelajaran.................................................9
C. Instrumen Penilaian............................................................................11
1. Lembar Observasi.........................................................................11
2. Angket..........................................................................................13
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................15
B. Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara formal, edukasi diselengarakan disekolah. Hal tersebut sering dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar melatih yang melibatkan tidak sedikit faktor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, kemudahan maupun lingkungan.Karena banyaknya hambatan dalam proses belajar melatih pada ketika jam efektif, maka sekolah mengadaan program peningkatan jam pelajaran, begitu pun yang di kerjakan SMP POBKRI GODEAN. Terutama guna siswa-siswa ruang belajar IX.
Program peningkatan jam pelajaran dilakukan tidak melulu untuk kesukaan atau mempunyai sifat mekanis saja tetapi memiliki misi atau destinasi bersama. Misi dan tujuan diselenggarakan program peningkatan jam belajar di SMP POBKRI GODEAN khususnya untuk ruang belajar IX yaitu:
· Bagi mempersiapkan murid menghadapi UN.
· Untuk meningkatkan wawasan murid terhadap materi latihan yang bakal di UN-kan.
· Untuk mengajar siswa dalam memecahkan masalah-masalah.
· Untuk mengurangi angka ketidak alumni saat mengekor UN.
B. Tujuan Evaluasi
Evaluasi proses untuk memahami terlaksananya Program Penambahan Jam Pelajaran secara efektif dalam persiapan UN di SMP BOPKRI GODEAN.
1. Menilai secara nyata , terlaksananya Program Penambahan Jam Pelajaran secara efektif dalam persiapan UN dengan tujuan, kondisi dan kondisi pekerjaan pembelajaran di SMP BOPKRI GODEAN .
2. Menilai secara input, kesiapan Siswa dan pengajar telah siap untuk mengemban program itu , serta kesiapan kemudahan dan institusi penyokong pelaksanaan Program Penambahan Jam Pelajaran.
3. Menilai secara process, konsistensi implementasi proses pembelajaran cocok dengan program peningkatan jam pejaran
4. Menilai secara product, pencapaian sasaran yang dikemukakan dalam proposal proses pembelajaran dalam program peningkatan jam pelajaran.
C. Sasaran Evaluasi
Sasaran dari penilaian proses peningkatan jam latihan ini ialah siswa ruang belajar IX dan guru SMP BOPKRI GODEAN.
D. Rumusan Masalah
Untuk memahami terlaksananya program peningkatan jam latihan di SMP BOPKRI GODEAN secara efektif, serta strategi yang dipakai pada program peningkatan jam latihan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Program Penambahan Jam Pelajaran.
Program peningkatan jam pelajaran ialah program yang dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan murid menurut kepandaian sekolah. Program peningkatan jam latihan ini dilakukan pada siang hari sesudah KBM selesai. Mata latihan yang ditambahkan yaitu seluruh mata latihan yang bakal diujikan dalam Ujian Nasional. Diharapkan peningkatan jam latihan ini dapat menambah prestasi peserta didik dalam belajar dengan menyerahkan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai. Serta menolong dan menyerahkan perhatian yang khusus untuk peserta didik yang lambat supaya menguasai standar kompetensi maupun kompetensi dasar serta memberi program pengayaan untuk peserta didik yang menjangkau ketuntasan belajar lebih awal.
penambahan jam belajar itu dilaksanakan empat kali dalam seminggu dan dilaksanakan di luar jam belajar regular. Persiapan menghadapi UN memang sengaja kerjakan jauh-jauh hari. Hal ini supaya murid mempunyai persiapan yang cukup, sehingga dapat mengerjakan soal yang terbit pada UN nanti.
Materi-materi yang diserahkan pada latihan tambahan itu yaitu misal soal-soal UN tahun kemudian dan sejumlah materi yang diciptakan guru cocok dengan kisi-kisi. Dengan adanya persiapan yang dilaksanakan sejak dini, diinginkan siswa tidak terbebani dengan UN, sampai-sampai secara psikologis murid tidak mempunyai rasa ketakutan guna menghadapinya. Di samping itu, guru pun menganjurkan untuk siswa supaya bisa menggali latihan-latihan soal dari internet. Karena dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih, siswa dapat mendapat ekstra ilmu pengetahuan tidak melulu di bangku sekolah saja.
2. Model CIPP
Dalam mengevaluasi program peningkatan jam latihan penulis memilih model CIPP. Model CIPP ialah model penilaian yang memandang program yang dievaluasi sebagai suatu sistem. Model penilaian CIPP dalam pelaksanaannya lebih tidak sedikit digunakan oleh semua evaluator, urusan ini disebabkan model penilaian ini lebih komprehensif bila dikomparasikan dengan model penilaian lainnya. Model penilaian ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University. Model penilaian ini pada tadinya digunakan guna mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). CIPP adalahsingkatan dari :
Context Evaluation : Evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation : Evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation : Evaluasi terhadap proses
Product Evaluation : Evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang dilafalkan dalam singkatan CIPP adalahsasaran evaluasi, yang tidak lain ialah komponen dari proses suatu program kegiatan.
Model CIPP berorientasi pada sebuah keputusan (a decision oriented evaluation approach structured). Tujuannya ialah untuk menolong administrator (kepala sekolah dan guru) didalam menciptakan keputusan. Berdasarkan keterangan dari Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep itu ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan urgen evaluasi ialah bukan membuktikan, namun untuk memperbaiki.
Berikut ini bakal di kupas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi,context, input, process, product.
a. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menuliskan, tujuan penilaian konteks yang utama ialah untuk memahami kekutan dan kekurangan yang dimilki evaluan. Dengan memahami kekuatan dan kekurangan ini, evaluator bakal dapat menyerahkan arah perbaikan yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin menyatakan bahwa, penilaian konteks ialah upaya untuk mencerminkan dan merinci lingkungan keperluan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan destinasi proyek. Dalam urusan ini suharsimi memberikan misal evaluasi program makanan ekstra anak sekolah (PMTAS) dalam pengusulan pertanyaan penilaian sebagai inilah :
a) Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program, contohnya jenis makanan dan murid yang belum menerima ?
b) Tujuan pengembngan apakah yang belum terjangkau oleh program, contohnya peningkatan kesehatan dan prestasi siswa sebab adanya makanan ekstra ?
c) Tujuan pengembangan apakah yang dapat menolong mnegembangkan masyarakat, contohnya kesadaran orang tua untuk menyerahkan makanan bergizi untuk anak-anaknya ?
d) Tujuan-tujuan manakah yang paling gampang dicapai, contohnya pemerataan makanan, ketepatan penyediaan makanan ?
b. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Tahap kedu dari model CIPP ialah evaluasi input, atau penilaian masukan. Berdasarkan keterangan dari Eko Putro Widoyoko, penilaian masukan menolong mengatur keputusan, menilai sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk menjangkau tujuan, dan bagaimana formalitas kerja guna mencapainya. Komponen penilaian masukan mencakup : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan perlengkapan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4) Berbagai formalitas dan aturan yang diperlukan. Dalam urusan ini pertanyaan-pertanyaan yang dapat dikemukakan pada tahap penilaian masukan ini ialah :
a) Apakah makanan yang diserahkan kepada siswa dominan jelas pada pertumbuhan siswa ?
b) Berapa orang murid yang menerima dengan senang hati atas makanan tambahan tersebut ?
c) Bagaimana reaksi murid terhadap latihan setelah menerima makanan tambahan?
d) Seberapa tinggi eskalasi nilai siswa sesudah menerima makanan ekstra ?
Berdasarkan keterangan dari Stufflebeam sebagaimana yang dilansir Suharsimi Arikunto, mengungkapkan bahwa pertanyaan yang berkaitan dengan masukan mengarah pada solusi masalah yang mendorong diselenggarakannya program yang bersangkutan.
C . Process Evaluation (Evaluasi Proses)
Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menyatakan bahwa, penilaian proses menekankan pada tiga destinasi : “ 1) do detect or predict in procedural design or its implementation during implementation stage, 2) to provide information for programmed decision, and 3) to maintain a record of the procedure as it occurs “.
Evaluasi proses dipakai untuk menditeksi atau menebak rancangan formalitas atau rancangan implementasi sekitar tahap implementasi, meluangkan informasi guna keputusan program dan sebagai rekaman atau dokumentasi prosedur yang sudah terjadi. Evaluasi proses mencakup koleksi data evaluasi yang sudah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pengamalan program.
Pada dasarnya penilaian proses untuk memahami sampai sejauh mana rencana sudah diterapkan dan komponen apa yang butuh diperbaiki. Sedangkan menurut keterangan dari Suharsimi Arikunto, penilaian proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) pekerjaan yang dilaksanakan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) pekerjaan akan selesai. Dalam model CIPP, penilaian proses ditunjukkan pada seberapa jauh pekerjaan yang dilakukan didalam program telah terlaksana cocok dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan guna proses inilah ini :
a) Apakah pengamalan program cocok dengan jadwal ?
b) Apakah staf yang tercebur didalam pengamalan program bakal sanggung menangani pekerjaan selama program dilangsungkan dan kemungkinan andai dilanjutkan ?
c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal ?
d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai sekitar pelaksanaan program dan kemungkinan andai program dilanjutkan ?
d. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko menyerahkan pengertian penilaian produk/hasil ialah “ to allow to project director (or techer) to make decision of program “. Dari penilaian proses diinginkan dapat menolong pimpinan proyek atau guru untuk menciptakan keputusan yang berkaitan dengan kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program. Sementara menurut keterangan dari Farida Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan, penilaian produk untuk menolong membuat keputusan selanjutnya, baik tentang hasil yang telah dijangkau maupun apa yang dilaksanakan setelah program tersebut berjalan.
Dari pendapat diatas maka bisa ditarik kesimpuan bahwa, penilaian produk adalahpenilaian yang dilaksanakan guna untuk menyaksikan ketercapaian/ keberhasilan sebuah program dalam menjangkau tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada tahap penilaian inilah seorang evaluator bisa menilai atau menyerahkan rekomendasi untuk evaluan apakah sebuah program bisa dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan. Pada tahap penilaian ini dikemukakan pertanyaan penilaian sebagai inilah :
a) Apakah tujuan-tujuan yang diputuskan sudah terjangkau ?
b) Pernyataan-pernyataan apakah yang barangkali dirumuskan sehubungan antara rincian proses dengan pencapaian destinasi ?
c) Dalam urusan apakah sekian banyak kebutuhan murid sudah dapat diisi selama proses pemberian makanan ekstra (misalnya variasi makanan, banyaknya ukuran makanan, dan ketepatan masa-masa pemberian) ?
d) Apakah akibat yang didapatkan siswa dalam masa-masa yang relatif panjang dengan adanya program makanan ekstra ini ?
Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi CIPP
Berdasarkan keterangan dari Eko Putro Widoyoko model penilaian CIPP lebih komprehensif diantara model penilaian lainnya, sebab objek penilaian tidak melulu pada hasil semata tetapi pun mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil. Selain keunggulan tersebut, di satu sisi model penilaian ini pun mempunyai keterbatasan, antara beda penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran dikelas memiliki tingkat keterlaksanaan yang tidak cukup tinggi andai tidak adanya modifikasi.
B. Desain Evaluasi Proses Pembelajaran
No
Informasi yang dibutuhkan
Indikator
Sumber Data
Alat
Keterangan
1.
Mengetahui keefektifan strategi pembelajaran yang dipilih dan pergunakan oleh guru.
· Kompetensi dasar terjangkau sesui dengan KKM.
· Keterlaksanaan strategi pembelajaran.
· Guru
· Siswa
· Kepala sekolah
· Staf akademik
· Orang tua
· Observasi, diskusi, wawancara.
· Dokumen nilai, angket.
· Wawancara, diskusi.
· Wawancara, diskusi
· Angket
· Keterlaksanaan pembelajaran.
· Sikap siswa, tanggapan murid terhadap strategi yang diterapkan.
· Kelancaran strategi yang diterapkan.
· Tanggapan terhadap trategi yang diterapkan.
· Tanggapan mengenai strategi yang diterapkan
2.
Mengetahui persiapan guru dan murid dalam mengekor proses peningkatan jam pelajaran.
· Kesiapan guru dalam proses peningkatan jam pelajaran.
· Kesiapan murid dalam proses peningkatan jam pelajaran.
· Guru
· Siswa
· Observasi, wawancara, diskusi.
· Observasi, dokumen.
· Aktivitas guru, ketepatan materi.
· Aktivitas siswa, hasil pembelajaran.
3.
Mengetahui hubungan proses belajar melatih dengan program peningkatan jam pelajaran.
· Kesesuaian antara RPP dengan proses belajar.
· Kesesuaian antara pelajaran yang diajarkan dengan RPP.
· Kesesuian antara media pembelajaran dengan kompetensi.
· Pengelolahan kelas.
· Kesesuian antara strategi dengan RPP.
· Kesesuaian antara strategi dengan kompetensi.
· Guru
· Siswa
· Kepala sekolah
· Staf akademik
· Orang tua
· Dokumen, wawancara, diskusi, observasi.
· Observasi, angket.
· Wawancara, diskusi.
· Wawancara, diskusi.
· Angket
· Terlaksananya proses belajar melatih dan cocok dengan komponen pembelajaran.
· Tanggapan mengenai terlaksananya proses belajar mengajar.
· Kelancaran pemakaian/penerapan komponen pembelajaran.
· Tanggapan mengenai terlaksananya proses belajar mengajar.
· Tanggapan mengenai terlaksananya proses belajar mengajar.
C. Instrumen Penilaian
1. Lembar Observasi
Observasi adalahsuatu pemantauan langsung terhadap murid dengan menyimak tingkah lakuya. Secara umum observasi ialah cara menghimpun bahan-bahan penjelasan (data) yang dilaksanakan dengan menyelenggarakan pengamatan dan pendaftaran secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Contoh eksemplar observasi yaitu:
Petunjuk :
a. Amati kegiatan guru di ruang belajar dalam mengemban proses pembelajaran!
b. Tuliskanlah hasil pemantauan pada lokasi yang sudah disediakan !
No
Aspek yang diamati
Deskripsi Hasil Pengamatan
A
Perangkat Pembelajaran
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran
.
2. Silabus
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B
Proses Pembelajaran
1. Membuka pelajaran
2. Penyajian materi
3. Metode pembelajaran
4. Penggunaan bahasa
5. Penggunaan waktu
6. Cara memotivasi siswa
7. Teknik penguasaan kelas
8. Penggunaan media
9. Bentuk dan teknik evaluasi
10. Menutup pelajaran
C
Perilaku siswa
1. Perilaku murid di dalam kelas
2. Perilaku murid di luar kelas
2. Angket
Pada dasarnya angket ialah sebuah susunan pertanyaan yang mesti dipenuhi oleh orang yang bakal diukur (responden). Pada lazimnya tujuan pemakaian anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama ialah untuk mendapat data tentang latar belakang peserta didik sebagai di antara bahan dalam meneliti tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket sebagai alat evaluasi nontes dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung bilamana angket itu diserahkan kepada anak yang dinilai atau dimintai penjelasan sedangkan dilakukan secara tidak langsung bilamana nagket itu diserahkan kepada orang guna dimintai penjelasan tentang suasana orang lain. Misalnya diserahkan kepada orangtuanya, atau diserahkan kepada temannya.
Contoh eksemplar angket guna siswa, yaitu:
Petujuk :
a. Amati kegiatan guru di ruang belajar dalam mengemban proses dan interaksi belajar-mengajar!
b. Tuliskanlah tanda periksa pada kolom K (kurang), C (cukup), B (baik), AB (amat baik) sesuai suasana yang kamu amati!
No
INDIKATOR
K
C
B
AB
1
Guru membuka pelajaran
2
Guru mengabsen /menyebut nama
3
Guru mengevaluasi materi latihan dan pertemuan sebelumnya
4
Suara guru jelas
5
Guru menggunakan media
6
Guru menggunakan alat peraga
7
Guru tidak jarang bertanya untuk siswa
8
Pertanyaan guru dikemukakan ke perorangan
9
Pertanyaan guru dikemukakan kepada kelas
11
Guru menyerahkan tugas rumah
12
Sikap guru serius
13
Sikap guru santai
14
Guru mencatat di papan tulis
16
Guru tidak jarang berjalan ke belakang, ke samping dan ke tengah
17
Guru menciptakan rangkuman pelajaran
18
Kejelasan guru dalam menyatakan suatu materi
19
Penguasaan pelajaran guru
20
Tingkat pemahaman yang didapatkan dalam mengekor pembelajaran
21
Variasi dalam pembelajaran
22
Waktu yang dipakai guru optimal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengevaluasi proses peningkatan jam latihan di SMP BOPKRI GODEAN penulis memakai model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam. Model CIPP ialah model penilaian yang memandang program yang dievaluasi sebagai suatu sistem.
Dalam penilaian proses peningkatan jam latihan di SMP BOPKRI GODEAN penulis meneliti strategi yang digunakan, serta kesesuian kurikulum, silabus dan RPP pada proses peningkatan jam latihan tersebut.
B.Saran
Untuk menambah mutu proposal penilaian proses peningkatan jam latihan di SMP BOPKRI GODEAN ini pengarang meminta saran dan kritik semua pembaca. Supaya penyusunan proposal ini terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Untuk Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
2. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Untuk Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
3. Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)
4. Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, cetakan kedua, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)
Comments
Post a Comment