Evaluasi Program
KONSEP EVALUASI PROGRAM
A. Pengertian Program dan Evaluasi Program
Program ialah suatu rencana yang melibatkan sekian banyak unit yang berisi kepandaian dan rangkaian pekerjaan yang mesti dilaksanakan dalam kurun masa-masa tertentu.
Evaluasi ialah kegiatan untuk mengoleksi informasi mengenai bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut dipakai untuk menilai pilihan yang tepat dalam memungut keputusan.
Evaluasi program ialah suatu unit atau kesatuan pekerjaan yang bertujuan mengoleksi informasi mengenai realisasi atau implementasi dari sebuah kebijakan, dilangsungkan dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam sebuah organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pemungutan keputusan.
B. Kaitan antara Penelitian dengan Evaluasi program
Dalam pekerjaan penelitian peneliti hendak mengetahui cerminan tentang sesuatu lantas dideskripsikan, sementara dalam penilaian program, penyelenggara (evaluator) hendak mengetahui seberapa tinggi bobot atau situasi sesuatu sebagai hasil pengamalan program, sesudah data terkumpul dikomparasikan dengan kriteria atau standar tertentu.
Dalam pekerjaan penelitian, peneliti dibimbing oleh rumusan masalah, sementara dalam penilaian program, penyelenggara (evaluator) hendak mengatahui tingkat ketercapaian program, dan bilamana tujuan belum tercapai penyelenggara (evaluator) hendak mengetahui letak kelemahan dan sebabnya. Hasilnya dipakai untuk menilai tindak lanjut atau keputusan yang bakal diambil.
C. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
Ciri dan persyaratan penilaian program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilaksanakan secara sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program, memakai tolok ukur baku, dan hasil penilaian dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pemungutan keputusan.
D. Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program
Program adalah satu kesatuan dari sejumlah bagian atau komponen yang saling berkait untuk menjangkau tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen itu adalahsatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas sejumlah subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat sejumlah indikator.
Dalam kegiatan penilaian program, indikator adalahpetunjuk untuk memahami keberhasilan atau ketidakberhasilan sebuah kegiatan. Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu pekerjaan dapat juga diprovokasi oleh komponen atau subkomponen yang lain.
E. Tujuan Evaluasi Program
Evaluasi program bertujuan untuk memahami pencapaian destinasi program yang sudah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil penilaian program dipakai sebagai dasar guna melaksanakan pekerjaan tindak lanjut atau untuk mengerjakan pengambilan keputusan berikutnya.
F. Manfaat Evaluasi Program
Evaluasi sama dengan kata lain dengan pekerjaan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk memungut keputusan atau mengerjakan tindak lanjut dari program yang sudah dilaksanakan. Manfaat dari penilaian program bisa berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
G. Evaluator Program
Evaluator program mesti orang-orang yang mempunyai kompetensi yang mumpuni, di antaranya dapat melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab. Evaluator bisa berasal dari kalangan internal (evaluator dan penyelenggara program) dan kalangana eksternal (orang di luar penyelenggara program namun orang yang berhubungan dengan kepandaian dan implementasi program).
H. Hakikat antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi Program
Program ialah suatu rencana yang melibatkan sekian banyak unit yang berisi kepandaian dan rangkaian pekerjaan yang mesti dilaksanakan dalam kurun masa-masa tertentu guna diimplementasikan di lapangan. Sedangkan penilaian program bertujuan untuk mengoleksi informasi berkaitan dengan implementasi program yang dipergunakan guna melakukan pekerjaan tindak lanjut atau pemungutan keputusan.
BAB II
PENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM
A. Pengertian Kriteria
Kriteria ditafsirkan sebagai patokan yang dipakai sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam penilaian program, kriteria dipakai untuk mengukur ketercapaian sebuah program menurut indikator-indikator yang sudah ditentukan.
B. Perlunya Disusun Kriteria
Kriteria dibentuk sebagai pedoman evaluator dalam melaksakan penilaian program. Disusunnya kriteria, evaluator menjadi lebih mantap sebab ada patokan, dapat dipakai sebagai bukti pertanggungjawaban dari hasil evaluasi, guna menghindari subjektivitas evaluator, dan hasil penilaian sama walaupun evaluator berbeda.
C. Dasar Penyusunan Kriteria
Penyusun kriteria ialah calon-calon evaluator. Hal ini menilik merekalah orang-orang yang mengetahui tentang program yang bakal dievaluasi. Dasar penyusunan kriteria merupakan, ketentuan atau ketetentuan yang melatarbelakangi dikeluarkannya program, pedoman pengamalan program, dokumen dan sumber-sumber ilmiah yang umum digunakan, hasil riset yang relevan, tuntunan atau pertimbangan berpengalaman evaluasi, kesebelasan evaluator, evaluator sendiri dengan memakai daya nalar dan keterampilan yang dimilikinya.
D. Cara Menyusun Kriteria
Wujud kriteria berupa tingkatan atau gradasi situasi sesuatu yang bisa ditransfer menjadi nilai.
Wujud kriteria berupa kriteria kuantitatif (angka-angka) dan kriteria kualitatif (menghitung jumlah indikator yang sudah tercapai).
Kriteria kuantitatif dipisahkan menjadi dua, yakni (1) tanpa pertimbangan, yakni membagi rentangan (mis. 10-100) dalam kategaori secara sama, dan (2) banyaknya rentangan dalam tiap kelompok tidak sama sebab petimbangan tertentu.
Kriteria kualitatif dipisahkan menjadi dua, yakni (1) kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, yakni menghitung jumlah indikator yang telah mengisi persyaratan, dan (2) kriteria kualitatif dengan pertimbangan, yakni dengan teknik menghitung indikator yang telah mengisi persyaratan dengan mempertimbangkan skala prioritas atau pembobotan.
BAB III
MODEL DAN RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
A. Berbagai Model Evaluasi Program
Pada kitab inidisajikan model penilaian menurut keterangan dari Kaufan dan Thomas yang memisahkan model evluasi program menjadi delapan, yaitu:
1. Goal Oriented Eavaluation Model
Objek pemantauan model ini ialah tujuan dari program. Evaluasi dilakukan berkesinambungan, terus-menerus untuk memahami ketercapaian pengamalan program.
2. Goal Free Eavaluation Model
Dalam melaksanakan penilaian tidak menyimak tujuan eksklusif program, tetapi bagaimana terlaksananya program dan menulis hal-hal yang positif maupun negatif.
3. Formatif Summatif Evaluation Model
Model penilaian ini dilakukan ketika program masih berlangsung (evaluasi formatif) dan saat program sudah berlalu (evaluasi sumatif).
4. Countenance Evaluation Model
Model ini pun disebut model penilaian pertimbangan. Maksudnya evaluator mempertimbangkan program dengan memperbandingkan situasi hasil penilaian program dengan yang terjadi di program lain, dengan objek ssaran yang sama dan membandingkan situasi hasil pengamalan program dengan standar yang ditentukan oleh program tersebut.
5. Responsif Evaluation Model
Model ini tidak diterangkan dalam kitab ini sebab model ini tidak cukup populer.
6. SSE-UCLA Evaluation Model
Model ini mencakup empat tahap, yaitu
a. Needs assessment, memfokuskan pada penentuan masalah hal-hal yang butuh dipetimbangkan dalam program, keperluan uang diperlukan oleh program, dan destinasi yang bisa dicapai.
b. Program planning, perencanaan program dievaluasi untuk memahami program dibentuk sesuai analisis keperluan atau tidak.
c. Formative evaluation, evaluasi dilaksanakan pada ketika program berjalan.
d. Summative program, penilaian untuk memahami hasil dan akibat dari program serta untuk memahami ketercapaian program.
7. CIPP Evaluation Model (Context Input Process Product)
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks ialah evaluasi terhadap kebutuhan, destinasi pernenuhan dan karakteristik pribadi yang menangani. Seorang evaluator mesti mampu menilai prioritas keperluan dan memilih destinasi yang sangat menunjang kesuksesan program.
b. Evaluasi Masukan
Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan mula atau kondisi mula yang dipunyai oleh institusi untuk mengemban sebuah program.
c. Evaluasi Proses
Evaluasi proses ditunjukkan pada sejauh mana program dilaksanakan dan telah terlaksana cocok dengan rencana.
d. Evaluasi Hasil
Ini adalahtahap akhir penilaian dan bakal diketahui ketercapaian tujuan, kecocokan proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan perbuatan yang diberikan, dan akibat dari program.
8. Discrepancy Model
Model ini ditekankan untuk memahami kesenjangan yang terjadi pada masing-masing komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk memahami tingkat kecocokan antara standar yang telah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut.
B. Ketepatan Penentuan Model Evaluasi Program
Program dipisahkan dibedakan menjadi menurut jenis kegiatannya, yakni program pemrosesan (mengganti sesuatu yang dirasakan bahan mentah menjadi sesuatu yang dirasakan barang jadi), program layanan (program yang bertujuan menyerahkan kepuasan pada pihak lain), dan program umum (program yang yang mempunyai sifat umum, tidak mempunyai spesifikasi sebagaimana program pemprosesan dan program layanan).
Ketepatan penentuan model penilaian program bergantung pada jenis kegiatannya. Oleh karena tersebut tidak seluruh model penilaian program bisa diterapkan.
C. Rancangan Evaluasi Program
Hal-hal yang disematkan dalam rancangan program ialah (1) judul kegiatan, (2) alas an dilaksanakannya evaluasi, (3) destinasi evaluasi, (4) pertanyaan evaluasi, (5) metodologi yang digunakan, dan (6) formalitas kerja dan langkah-langkah kegiatan.
BAB IV
PERENCANAAN EVALUSI PROGRAM
Membicarakan mengenai analisis kebutuhan ialah adalahsarana atau perangkat yang konstruktif dan positif untuk mengerjakan sebuah perubahan, yakni evolusi yang didasarkan atas logika yang mempunyai sifat rasional sehingga lantas perubahan ini mengindikasikan upaya formal yang sistematis menilai dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya” dengan sasarannya ialah siswa, ruang belajar dan sekolah.
Dalam sistem pendidikan, sebab pendidikan tersebut sendiri melulu adalahalat belaka, sementara prestasi belajar siswa ialah hal yang menjadi tujuan, maka menciptakan rencana melatih adalahproses urgen untuk menilai perangkat yang tepat dalam menjangkau tujuan akhir. Setelah guru sukses menilai pelajaran yang bakal diajarkan, butuh secara hati-hati meninjau pulang apakah dalam pemilihan materinya telah tepat, dalam makna sudah cocok benar dengan kebuituhan siswa.
Ada dua teknik yang lazim dilaksanakan dalam mengerjakan analisis kebutuhan, yakni secara obyektif dan subyektif. Kedua teknik tersebut dibuka dari identifikasi lingkup tujuan urgen dalam program, menilai indikator dan teknik pengukuran tujuan-tujuan, merangkai kriteria (standar) guna tiap-tiap indikator dan membandingkan situasi yang didapatkan dengan kriteria. Ciri khas dalam teknik melakukan analisis keperluan secara subjektif ialah mengumpulkan seluruh evaluator guna bersama-sama menilai skala prioritas kebutuhan.
Di samping dua teknik tersebut evaluator dapat pun menggunakan campuran dari keduanya, yakni sebagian menggunakan teknik obyektif, beberapa yang beda mernggunakan teknik subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat pun menambahkan bahan beda yang dipungut dari pihak laur dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar diantaranya ialah kawan-kawan dekat atau anggota keluarga beda dari narasumber yang diduga pihak itu memang dibutuhkan dan data yang diserahkan dapat dipercaya.
Evaluasi program tidak lain ialah penelitian, dengan cirri-ciri khusus. Oleh karena penilaian program sama dengan riset maka sebelum mengawali kegiatan,seperti pun penelitian, mesti menciptakan proposal. Isi dan langkah-langkah dalam penyusunan proposal sama dengan proposal dalam penelitian.
Dalam ulasan kali ini melulu tiga urusan yang akan diterangkan secara khusus. Ketiga urusan dimaksud, sekaligus butir yang rawan ialah sebagai inilah :
1. Bagian pendahuluan, menilai garis besar isi unsur ini.
2. Bagian metodologi mengandung tiga urusan pokok, yakni penentuan sumber data, metode pendataan data, dan penentuan instrumen pendataan data. Ada tiga sumber data yang didahului dengan huruf P (kata bahasa Inggris), yakni :Person ( manusia), Place (tempat) dan paper (kertas dan lain-lain). Penentuan metode pendataan data mesti dicocokkan dengan sumber data.
3. Bagian teknik menilai evaluasi. Instrumen pengumpul data evaluasi ialah alat yang dibutuhkan untuk mempermudah pendataan data.
Jenis instrument sejumlah jenis cara yang dipakai dan selanjutnya pemilihan jenis instrument pendataan data mesti dicocokkan dengan cara yang telah ditentukan oleh evaluator. Instrumen adalahalat guna mempermudah pemakaian metode dalam pendataan data.
Ada lima tahapan yang mesti dilewati dalam merangkai instumen yakni :
(a) Identifikasi indikator sebagai obyek sasaran evaluasi.
(b) Membuat tabel hubungan antara komponen-indikator-sumber data-metode-instrumen,
(c) Menyusun butir-butir instrumen
(d) Menyusun kriteria-kriteria penilaian,dan
(e) Menyusun pedoman pegerjaan
Di dalam kisi-kisi yang adalahalat tolong penyusunan instrumen tertentu secara eksklusif tidak lagi menyematkan sumber data dan metode, namun langsung hubungan antara indikator dengan nomor-nomor instrumen. Di antara langkah-langkah penyusunan instrumen, yang adalahalat tolong yang sangat bermanfaat untuk penyusunan instrumen ialah kisi-kisi. Itulah sebabnya, kisi-kisi mesti dibentuk secara seksama dan hati-hati. Petunjuk pengerjaan tidak boleh terlupakan, supaya responden tidak salah dalam menolong mengisi instrumen untuk evaluator.
BAB V
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM
Dalam bab ini dirundingkan mengenai sejumlah langkah atau langkah dalam melaksanakan penilaian program. Secara garis besar langkah tersebut mencakup : langkah persiapan penilaian program, etape pelaksanaan, dan etape monitoring. Penjelasan mengenai langkah-langkah itu dapat disaksikan dalam bagan inilah ini :
A. Persiapan Evaluasi Program
- Penyusunan evaluasi
- Penyusunan instrumen evaluasi
- Validasi instrumen evaluasi
- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil
Penyusunan berhubungan dengan model diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.
Langkah tahapan yang ditempuh dalam penyusunan instrument penilaian :
- Merumuskan destinasi yang bakal dicapai
- Membuat kisi-kisi
- Membuat butir-butir instrument
- Menyunting instrument
- Instrumen yang sudah tersusun butuh di validasi
- Dapat dilaksanakan dengan cara Sampling
- Beberapa urusan yang perlu diserupakan : destinasi program, destinasi evaluasi, kriteria keberhasilan program, distrik generalisasi, kiat sampling, jadwal kegiatan
B. Pelaksanaan Evaluasi Program
Evaluasi program bisa dikategorikan penilaian reflektif, penilaian rencana, penilaian proses dan penilaian hasil. Keempat jenis penilaian tersebut memprovokasi evaluator dalam mentukan cara dan perangkat pengumpul data yang digunakan.
Dalam pendataan data bisa menggunakan sekian banyak alat pengumpul data antara beda : pemungutan data dengan tes, pemungutan data dengan observasi ( bias berupa check list, perangkat perekam suara atau gambar ), pemungutan data dengan angket, pemungutan data dengan wawancara, pemungutan data dengan cara analisis dokumen dan artifak atau dengan kiat lainya.
C. Tahap Monitoring (Pelaksanaan)
Monitoring pengamalan evaluasi bermanfaat untuk mengetahui kecocokan pelaksanaan dengan rencana program. Sasaran monitoring ialah seberapa pelaksaan program bisa diharapkan/ telah cocok dengan rencana program, apakah dominan positif atau negatif.
Teknik dan alat pantauan dapat berupa :
- Teknik pemantauan partisipatif
- Teknik wawancara
- Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi
- Evaluator atau praktisi atau penyelenggara program
- Perumusan destinasi pemantauan
- Penetapan sasaran pemantauan
- Penjabaran data yang dibutuhkan
- Penyiapan metode/alat pengawasan sesuai dengan sifat dan sumber/jenis data
- Perencanaan analisis data pengawasan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada destinasi monitoring
Melanjutkan tentang sampel terdapat 7 jenis sampel yang bisa dijadikan sebagai cara dalam penilaian program diantaranya ialah : (1). Proportional sampel, (2). Startified sampel, (3). Purposive sampel, (4). Quota sampel, (5). Double sampel, (6). Area probability sampel, (7). Cluster sampel.
BAB VI
ANALISIS DATA DALAM EVALUASI PROGRAM
Dalam riset data di untuk dua yakni data kuantitatif dan kualitatif, dengan kedua jenis ini lantas data diolah. Jenis kesatu berhubungan dengan statistika sementara yang kedua kebalikannya atau nonstatistika. Dalam meneliti dan mengubah data kuantitatif hendaknya dilaksanakan dengan tabulasi data. Tabulasi adalahcoding sheet untuk mempermudah peneliti dalam mengubah dan meneliti data. Karena mengetahui secara tabulasi lebih mudah dikomparasikan dengan format uraian narasi yang panjang. Analisis data kuantitatif dapat dilaksanakan dengan dua cara, Pertama. Statistik Deskriptif ialah suatu kiat pengolahan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis kumpulan data tanpa menciptakan atau menarik benang merah atas populasi yang diamati. Kedua, Statistik Inferensial yaitu merangkum metode-metode yang bersangkutan dengan analisis beberapa data yang dilaksanakan untuk meramalkan dan menarik benang merah atas data dan bakal berlaku untuk keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Statistik ini pun disebut dengan statistik parametrik berlaku guna data interval atau rasional andai datanya normal. Dan bilamana datanya tidak normal serta berbentuk ordinal atau nominal, maka jenis statistik yang digunakan ialah statistik nonparametrik.
Tidak seluruh data dilapangan berbentuk simbol-simbol yang dapat dikuantifikasi dan dihitung secara matematis. Ada kalanya datanya abstrak yang tidak bisa dimanipulasi menjadi numerik sampai-sampai data jenis ini melulu dapat dilaksanakan dengan analisis kualitatif.
Kegiatan dalam meneliti data kualitaitif dapat melewati tahapan-tahapan inilah :
1. Dengan mereduksi/menyiangi data
2. Display data
3. Menafsirkan data
4. Menyimpulkan dan verifikasi
5. Meningkatkan keabsahan hasil
6. Narasi hasil analisis.
Pengolahan data kan lebih gampang dengan menggunakan pertolongan computer sampai-sampai hasilnya bakal dapat. didapatkan lebih cepat
BAB VII
MENYUSUN KESIMPULAN DAN RUMUSAN REKOMENDASI
Kesimpulan ialah sesuatu yang adalahinti dari sederetan informasi atau sajian yang mengaku tentang kedudukan program yang sedang dievaluasi.
Kesimpulan berbentuk kalimat pengakuan kualitatif yang menunjukkan suasana atau sifat sesuatu sampai-sampai di dalam gerak pekerjaan programdengan cepat bisa diketahui dimana posisinya.Kesimpulan paling penting status dan isi rumusannya guna dilanjutkan menjadi rekomendasi.
Rekomendasi dibentuk setelah benang merah dibuat. Hal-hal yang perlu diacuhkan dalam merangkai rekomendasi, yaitu tentang perlunya menyaksikan dengan seksama alas an yang diusulkan narasumber tentang upaya penambahan kualitas program yang dievaluasi dimasa yang bakal datang
BAB VIII
MENYUSUN LAPORAN EVALUASI
Menyusun laporan evaluasi ialah kegiatan akhir dari penilaian program. Laporan hasil evaluasi dibentuk dalam format tulisan dan bisa dipublikasikan.
Secara garis besar laporan penilaian program terdiri dari empat pokok hal yakni : permasalahan, metodologi evaluasi, hasil penilaian dan benang merah hasil evaluasi.
Laporan penilaian tidak ubahnya laksana laporan penelitian, terdapat yang memakai pendekatan kuantitatif, dan terdapat yang memakai pendekatan kualitatif.
Laporan penilaian menggunakan pendekatan kuantitatif lazimnya tersusun dari lima atau enam bab, yakni : pendahuluan, ulasan kepustakaan, metodologi evaluasi, hasil penilaian dan ulasan (hasil evaluasi, ulasan ), serta benang merah dan rekomendasi.
Laporan penilaian menggunakan pendekatan kualitatif lazimnya tersusun dari sejumlah bab dan sub bab yang bisa diidentifikasi menjadi tiga unsur pokok, yakni : pendahuluan, inti ulasan dan kesimpulan.
Secara garis besar laporan hasil evaluasi diinginkan diususun secara ringkas, padat, jelas dan sangat tidak memuat hal-hal inilah : ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka, komponen dalam metodologi evaluasi, hasil evaluasi, benang merah dan rekomendasi yang terakhir ialah daftar pustaka.
BAB IX
TATA TULIS LAPORAN EVALUASI
Tata tulis laporan mencakup peraturan tentang kertas, naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan, penulisan lampiran, penulisan susunan pustaka dan bahasa.
1. Kertas naskah dan sampul
Naskah laporan usahakan memakai jertas kwarto (21x28,5 cm) HVS 80 gram, sampul laporan usahakan diciptakan dari kertas buffalo dengan warna disesuaiakan.
2. Pengetikan
Pengetikan merangkum pemakaian huruf, penulisan bilangan, spasi, batas tepi naskah, pengetikan alenia baru, pengisian halaman naskah, pengetikan bab sub bab.
3. Penomoran
Penomoran halaman ditaruh di sebelah kanan atas dua spasi di atas baris kesatu teks. Nomor halaman memakai angka arab.
4. Ilustrasi
Ilustrasi bisa terdiri dari foto, grafik, diagram, bagan, peta dan denah serta tabel.
5. Pengutipan
Kutipan mesti sama dengan sumber aslinya, baik bahasa maupuin ejaannya. Penulisan kutipan dimulai dan diselesaikan dengan tanda kutip (“ )
6. Penulisan lampiran
Lampiran laksana tabel, carta, dokumen, transkip wawancara dan semacamnya ditempatkan setelah susunan pustaka
7. Penulisan susunan pustaka
Penulisan susunan pustaka mencakup buku, artikel, laporan atau karangan dalam jurnal atau majalah ilmiah dan penerbitan lain.
8. Bahasa
Bahasa yang dipakai untuk penulisan laporan evaluasi ialah bahasa Indonesia aneka ilmiah.
------>>> Gambaran umum kandungan kitab Evaluasi Program Pendidikan Pengarang Prof.Dr. Suharsimi Arikunto dan cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, edisi kedua, penerbit Bumi Aksara, jakarata, bahwa Dalam setiap pekerjaan manajemen akan disebutkan sempurna andai dalam prosesnya dilakukan suatu evaluasi, tidak terkecuali dalam manajemen pendidikan. Program edukasi sebagai penjabaran dari perencanan edukasi harus dievaluasi dengan saksama, memakai strategi yang tepat sampai-sampai hasilnya bisa di pertanggungjawabkan.
Evaluasi terhadap program edukasi dimaksudkan untuk memahami tingkat keberhasilan atau kegagalan sebuah program edukasi dan hasil penilaian dapat dijadikan informasi sebagai masukan guna menilai tindak lanjut dari program yang sedang atau sudah dilaksanakan.
Dalam kitab ini dibentuk untuk menolong siapa saja yang sedang belajar mengevaluasi program atau yang ketika ini sedang menyiapkan tahapan melakukan program evaluasi.
Pada bab I diuraikan mengenai konsep dasar penilaian program, ciri-ciri penilaian program, komponen penilaian program, tujuan penilaian program, kriteria evaluator, dan kebersangkutanan antara destinasi program dan tujuan penilaian program. Bagian ini memberikan cerminan umum secara teoretis tentang penilaian program. Uraian ini dapat memberikan keterangan dan konsep dasar yang mesti dicerna oleh penyusun program dan calon evaluator; khususnya untuk praktisi pendidikan. Namun, yang terlihat ditonjolkan dalam uraian ini ialah program dan penilaian program yang berkaitan dengan program pembelajaran. Padahal kitab ini berjudul Evaluasi Program Pendidikan. Memang, implementasi dari program edukasi akan paling tampak pada pengamalan pembelajaran.
Yang butuh ditambahkan dalam bab ini, menurut keterangan dari saya, butuh diuraikan mengenai ruang lingkup program-program pendidikan. Hal ini menilik program pendidikan tidak saja tentang pengamalan pembelajaran saja. Konsep program manajemen pengelolaan edukasi (misalnya di tingkat satuan pendidikan) belum terlihat pada bab ini. Konsep manajemen program edukasi perlu disajikan supaya pembaca mendapatkan cerminan yang lebih menyeluruh tentang program-program pendidikan. Jika pembaca sudah mempunyai pemahaman yang relatif menyeluruh tentang program manajeman edukasi barulah disajikan uraian tentang penilaian program pendidikan.
Bab II menguraiakan mengenai pengembangan kriteria dalam penilaian program. Sebagaimana lingkup ulasan pada bab I, pada bab ini pun belum terlihat implementasi kiat penyusunan kriteria pada program pendidikan.
Bab III menguraikan tentang sekian banyak model penilaian program dan teknik menilai model penilaian yang tepat, dan teknik menyusun rancangan penilaian program. Pada bab ini masih berupa cerminan umum mengenai model dan rancangan evalusi program. Uraian secara detail mengenai model dan implementasi dalam penilaian program edukasi masih belum tampak. Untuk pembaca yang belum mempunyai bekal pengetahuan yang lumayan tentu masih memerlukan penjelasan yang lebih rinci. Demikian pun pada teknik penyusunan rancangan penilaian program.
Bab IV menguraikan mengenai perencanaan penilaian program. Sebagaimana uraian pada bab-bab sebelumnya, bab ini pun belum memberikan cerminan secara lebih menyeluruh tentang perencanaan penilaian program edukasi sebagaimana judul kitab ini. Yang terlihat masih terbatas pada perencanaan penilaian program secara umum saja.
Bab V membicarakan tentang Langkah tahapan Evaluasi Program, yang terdiri dari tiga tahapan yakni : Persiapan Evaluasi Program, yang mesti dilaksanakan dengan seksama oleh Evaluator. Pelaksanaan Evaluasi Program dan Monitoring (pemantauan) pengamalan Evaluasi.
Bab VI Membahas mengenai Analisis data dalam penilaian program, membicarakan tentang analisis data yang didapatkan dari lapangan dapat berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Bagi data kuantitatif seringkali menggunakan kiat statistic sementara untuk data kualitatif memakai teknik nonstatistik. Dalam pengolaan data kuantitatif tahapan kesatunya ialah melakukan tabulasi data, setelah tersebut barulah pengolahan data.teknik pengolahan dengan statistic terbagi dua jenis yakni deskriptif dan inferensial.
Bab VII membicarakan tentang menyusun benang merah dan rumusan rekomendasi, dan pada bab VIII membicarakan tentang Susunan loporan evaluasi seringkali memuat empat urusan pokok, yaitu: (1) permasalahan, (2) metodologi evaluasi, (3) hasil evaluasi, (4) benang merah atas hasil evaluasinya.
Bab IX membicarakan tentang tata tulis laporan evaluasi. Penulisan laporan penilaian memiliki sejumlah tujuan yakni untuk menyerahkan keterangan, mengawali suati tindakan, mengoordinasi proyek, menganjurkan suatu tahapan atau tindakan, dan merekam kegiatan. Perlu anda ketahui tata tulis laporan mencakup peraturan tentang kertas, naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan, penulisan lampiran, penulisan susunan pustaka, dan bahasa.
Comments
Post a Comment